Skip to main content

Sertifikat MSC Perikanan Tuna di Pasifik Tengah Bagian Barat berisiko ditangguhkan

Pertemuan multipihak pada bulan Desember 2021 akan membuahkan hasil dari negosiasi aturan untuk mendukung keberlanjutan.

Sertifikat Marine Stewardship Council (MSC) untuk penangkapan ikan berkelanjutan milik dua puluh dua perikanan tuna di Samudra Pasifik Tengah Barat (WCPO) berisiko ditangguhkan. Perikanan ini disertifikasi dengan persyaratan bahwa negara-negara perikanan terkait sepakat dengan aturan yang memastikan keberlanjutan jangka panjang stok tuna bersama melalui pengembangan Harvest Strategy atau Strategi Tangkap dan Harvest Control Rule atau aturan kendali tangkap. Kedua perjanjian ini belum disepakati hingga kini.

Tuna dari perairan WCPO mencakup lebih dari setengah tangkapan tuna komersial global, dan saat ini 73% dari semua tuna bersertifikat MSC berasal dari wilayah tersebut [1]. MSC mengingatkan bahwa kegagalan dari perikanan penting global ini untuk mempertahankan sertifikasi dapat memupus kemajuan upaya perikanan tuna berkelanjutan yang dilakukan bertahun-tahun. Kegagalan kesepakatan aturan pengelolaan yang menjadi persyaratan tersebut dapat menyebabkan sertifikasi MSC ditangguhkan pada Juni 2023.

Meningkatnya permintaan global untuk tuna mengakibatkan peningkatan tekanan stok dan
ekosistem [2]. Dalam upaya untuk mengatasi hal ini, terdapat kenaikan perikanan tuna yang berkomitmen pada praktik berkelanjutan, dengan hampir setengah dari tangkapan tuna komersial global sekarang disertifikasi ke Standar MSC, atau dalam proses penilaian [3]. Hal ini merupakan pencapaian luar biasa dalam menghasilkan perubahan yang lestari mengenai cara tuna ditangkap dan menetapkan program MSC sebagai kerangka kerja yang dapat dicapai dan efektif untuk perikanan tuna berkelanjutan.

Namun, karena perikanan tuna mencakup batas-batas geopolitik, perikanan ini memerlukan perjanjian internasional mengenai bagaimana stok dikelola dengan aturan yang memastikan keberlanjutan jangka panjang. Hal ini termasuk dimilikinya strategi tangkap dan aturan kendali tangkap, yang berperan sebagai 'jaring pengaman' jika stok ikan yang saat ini sehat mulai menurun. Untuk itu seluruh 26 negara anggota Komite Perikanan Pasifik Tengah Barat (WCPFC), sebagai organisasi regional manajemen perikanan untuk WCPO, harus sepakat untuk mewujudkan hal ini.

Hingga kini, kesepakatan mengenai langkah-langkah penting ini belum direalisasikan. Kondisi WCPFC saat ini hingga Desember 2022 memiliki waktu untuk menyimpulkan negosiasi, dengan catatan bahwa terdapat kemajuan kesepakatan pada pertemuan tahunan di bulan Desember 2021. Kegagalan dalam proses ini dapat mengakibatkan semua sertifikasi MSC tuna 22 perikanan di wilayah tersebut, serta lima tambahan yang saat ini dalam tahap menuju sertifikasi MSC, mengalami penangguhan oleh badan penilai independen pada Juni 2023.

Meskipun tuna berkelanjutan bersertifikat masih akan tersedia dari perairan lain, sangat penting untuk menjaga perikanan di wilayah WCPFC. Hilangnya sertifikasi akan menjadi kemunduran bagi perikanan-perikanan di kawasan perairan WCPO yang telah bekerja keras untuk meningkatkan kinerja mereka dalam memenuhi Standar MSC. Transparansi penilaian independen juga akan hilang, dan kemajuan pada perbaikan yang terkait dengan persyaratan standar, seperti manajemen tangkapan samping (bycatch) yang lebih baik maupun penggunaan perangkat agregasi ikan (rumpon) dapat tertunda. Tuna dari wilayah ini juga tidak akan lagi bisa menggunakan label biru MSC sebagai klaim keberlanjutan yang tepercaya dan kredibel.

Nicolas Guichoux, Chief Program Officer Marine Stewardship Council menyampaikan:

“Tanggung jawab manajemen adalah kunci untuk perikanan berkelanjutan, dan untuk perikanan yang kompleks seperti tuna, strategi tangkap yang efektif serta aturan kendali tangkap memegang peranan penting dalam memastikan jumlah ikan yang tersisa di laut menjamin untuk pengembalian stok. Jika tuna dari Samudra Pasifik Tengah Barat ditangkap secara berkelanjutan dalam jangka panjang, anggota organisasi manajemen regional harus sepakat untuk melindungi stok vital ini tanpa penundaan lagi.”

"Perikanan tuna bersertifikat MSC di WCPO memimpin penangkapan tuna berkelanjutan dan berfungsi sebagai contoh penting praktik terbaik untuk perikanan lain di seluruh dunia. Jika kesepakatan tentang aturan kendali tangkap tidak dapat dicapai oleh WCPFC, maka itu akan memberikan dampak negatif terhadap pihak lain yang berusaha untuk mencapai keberlanjutan."

SELESAI

Untuk pertanyaan media silakan hubungi:
Usmawati Anggita, Commercial Communication Officer, MSC
[email protected]

Catatan untuk Editor
Referensi :
[1] Lembar Fakta MSC : Tuna Pasifik Tengah Barat Bersertifikat MSC Berisiko Menghadapi
Suspensi

[2] Pasar tuna global mencapai nilai US$11,6 miliar pada 2018 menurut: Research and Markets, 2019. Pasar Tuna: Tren Industri Global, Pangsa, Ukuran, Pertumbuhan, Peluang dan Prakiraan 2019-2024.
[3] Global Tuna Catch (2019 FAO): 1,67 juta ton (28,89%) MSC bersertifikat, 1,18 juta ton (20,40%) penilaian dan 1,13 juta ton (19,54%) dalam Program Peningkatan Perikanan, dari tangkapan tuna Global sebesar 5,77 juta ton (pada tahun 2019, data FAO yang baru dirilis)

Tentang Marine Stewardship Council
Marine Stewardship Council (MSC) adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains yang diakui secara global untuk keterlacakan penangkapan ikan dan makanan laut yang berkelanjutan. Program ekolabel dan sertifikasi MSC mengakui dan menghargai praktek penangkapan ikan yang berkelanjutan dan membantu menciptakan pasar makanan laut yang lebih berkelanjutan. Ini adalah satu-satunya sertifikasi perikanan penangkap liar dan program ekolabel yang memenuhi persyaratan praktik terbaik berdasarkan ketetapan oleh United Nations Food and
Agriculture Organization (UNFAO)
 dan ISEAL, asosiasi keanggotaan global untuk standar
keberlanjutan. Untuk informasi lebih lanjut, msc.org atau kunjungi halaman media sosial kami.