Sinergi pemangku kepentingan dalam sektor perikanan menuju keberlanjutan sumber daya laut
menjadi kunci utama program perbaikan. Demi tingkatkan kolaborasi, Marine Stewardship Council
dan IPB University gelar peningkatan kapasitas bagi para dosen ilmu perikanan dan kelautan.
Dengan dukungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Marine Stewardship Council (MSC) dan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University menggelar pengembangan kapasitas
standar perikanan pada hari Sabtu, 9 Oktober 2021 di Bogor. Pengembangan kapasitas yang dihadiri
oleh 22 dosen dari lima departemen berbeda, yaitu Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Budidaya
Perairan, Manajemen Sumber Daya Perairan, Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya serta
Ilmu dan Teknologi Kelautan dalam lingkup kampus IPB dilaksanakan sebagai kolaborasi MSC dengan
Fisheries and Marine Training Center, FPIK-IPB University.
Berdasarkan misi MSC yang berkontribusi pada poin SDGs ke 14, MSC memberikan komitmen di
berbagai negara untuk mempertahankan kelestarian dan penggunaan sumber daya laut
berkelanjutan. Aktivitas program peningkatan kapasitas kepada pemangku kepentingan dimaksudkan
agar seluruh pemangku kepentingan perikanan Indonesia mampu mendalami konsep perikanan
berkelanjutan dan memenuhi persyaratan standar global.
Dengan dukungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, pengembangan kapasitas
ini juga mendorong para ahli perikanan untuk bisa mengambil langkah aktif dalam program perbaikan
Dr. Besweni S.Pi, M.Si, Koordinator LTPK, Pengelolaan Sumber Daya Ikan-Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia menyampaikan:
“Sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, perikanan Indonesia akan mendukung prinsip
ekonomi biru yang direalisasikan melalui kebijakan penangkapan terukur dalam pengelolaan
perikanan tangkap. Perwujudan kebijakan ini dimulai dengan penyelarasan konsep bagaimana
pengelolaan perikanan dapat secara utuh dijalankan dari hulu ke hilir dan MSC sebagai salah satu tool
untuk perbaikan perikanan. Dalam prosesnya tentu diperlukan kerja sama antar praktisi ahli baik
dalam pengembangan penelitian ilmah dan juga dukungan teknis langsung.”
Diskusi menarik terjadi melihat pentingnya pendataan terukur mulai dari stok perikanan, strategi
penangkapan hingga proses audit dari standar MSC. Mengingat Indonesia memiliki kekayaan sumber
daya melimpah dan beragam keterukuran stok merupakan aspek utama keberlanjutan.
Peran nelayan, pengelola, pemerintah dan akademisi perlu memiliki komitmen dan intergritas tinggi
demi tercapainya keberlanjutan. Dari sisi ekonomi peningkatan akses pemasaran dan nilai jual produk
perikanan Indonesia secara global, diharapkan mampu mengisi ruang perbaikan perikanan menuju
keberlanjutan berstandar MSC. Program pengembangan tingkat 1 MSC, peserta mendapat materi
pengenalan program MSC, Standar Perikanan dan program perbaikan perikanan atau Fisheries
Improvement Program.. Pengembangan kapasitas ini merupakan bagian pertama dari tiga tingkat
rangkaian Pelatihan Pengembangan Kapasitas MSC.
Dr Fredinan Yulianda, Dekan FPIK-IPB University, yang menutup sesi akhir pengembangan kapasitas
“Kami berterima kasih atas keterlibatan semua pihak mulai dari MSC dan para peserta yang
menjadikan diskusi berkembang. Kita sepakat untuk mencari cara memperbaiki perikanan indonesia
dengan pendekatan yang berbeda beda, dan disitulah peran penting dari MSC untuk
mengintegrasikan semua aspek dari berbagai sisi, termasuk juga yang nanti terkait dengan standar
MSC sudah membangun jalur untuk melakukan pengukuran dan penilaian terhadap standar yang
sudah ada. Hal ini menjadi pembahasan bagi akademisi, melihat yang sudah berjalan saat ini dan
menjadi tantangan untuk memperbaiki sisi keilmuan yang masih banyak ruang untuk ditingkatkan.
Harapan kita MSC dan juga mendorong para ahli perikanan perguruan tinggi melanjutkan ke jenjang
Pelatihan pengembangan kapasitas dilakukan secara berkelanjutan guna memperkuat dukungan
pemangku kepentingan perikanan Indonesia ke arah berkelanjutan. Dengan potensi melimpah dan
beragam, upaya memperbaiki pengelolaan berdasarkan standar keberlanjutan MSC diharapkan dapat
mengarahkan stok ikan yang sehat, meminimalkan dampak terhadap lingkungan serta memiliki
pengelolaan yang efektif.
Prof. Dr. Ir. Nurjanah MS, salah satu peserta pengembangan kapasitas menambahkan:
“Saya setuju bahwa standar dan setiap nilai indikator MSC harus diimplementasikan dan diterapkan
oleh semua stakeholder. Perlu dipastikan dan divalidasi setiap data perikanan yang ada mulai dari
stok, alat tangkap ramah lingkungan bahkan enumerator sebagai penentu hasil penilaian.
Implementasi dari konsep perikanan kita perlu diperkuat, bilamana keseluruhan proses mampu
terintegrasi secara terukur dapat dibuktikan maka kelengkapan data maupun kolaborasi pihak yang
terlibat diharapkan perikanan mampu menuju perbaikan sesuai standar perikanan seharusnya.”
-SELESAI-
Untuk pertanyaan media silakan hubungi:
Usmawati Anggita, Commercial Communication Officer, MSC
Mobile: +628 13 84515 698
Catatan untuk editor:
Tentang Marine Stewardship Council (MSC)
MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains dan diakui
secara global terhadap penangkapan ikan serta keterlacakan makanan laut yang berkelanjutan.
Label MSC biru pada produk makanan laut mengartikan bahwa: produk berasal melalui perikanan
tangkapan alam yang telah disertifikasi secara independen terhadap standar berbasis sains MSC
dalam penangkapan ikan yang ramah lingkungan; dan dapat ditelusuri melalui sumber yang
berkelanjutan. Hal ini dapat ditemukan pada lebih dari 100 spesies makanan laut di 100 negara.
Untuk informasi lebih lanjut kunjungi msc.org atau kunjungi halaman media sosial kami: