MSC meluncurkan metode evaluasi dan penilaian risiko bagi perikanan dengan data terbatas dan menggelar Bimbingan Teknis pertamanya di Indonesia bersama KKP.
Demi mendukung pengelolaan perikanan tangkap dan produk hasil perikanan yang berkelanjutan di Indonesia, Marine Stewardship Council (MSC) mengembangkan Metode Evaluasi dan Penilaian Resiko/Methods Evaluation and Risk Assessment (MERA) untuk mendukung kompetensi pemangku kepentingan Indonesia dalam memahami perangkat kuantitatif dalam mengukur arah pilihan pengelolaan perikanan khususnya dalam pembentukan Aturan Kendali Tangkap atau Harvest Control Rules (HCR).
MSC Bersama Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), berkomitmen membuka akses semua pihak dalam program perbaikan, tanpa pengecualian ukuran perikanan atau lokasi. Salah satunya melalui program pengembangan kapasitas bagi pihak yang terjun langsung dalam perbaikan perikanan, termasuk bimbingan terkait metode MERA.
Platform pelatihan mencakup dua tingkat, yaitu tingkat 1 untuk pengenalan konsep, pemahaman HCR dan menunjukan bagaimana metode dapat digunakan untuk menjawab isu pada pengelolaan perikanan. Pada tingkat 2 akan bimbingan berfokus pada teknis penggunaan platform perangkat lunak serta studi kasus untuk menunjukan cara kerja MERA pada perikanan dunia.
“Selaras dengan kebijakan Penangkapan Ikan Terukur Kementerian Kelautan dan Perikanan, MERA menjadi salah satu metode yang dapat diadaptasi oleh pemangku kepentingan Indonesia dalam mendukung pembentukan Harvest Control Rules,” ungkap Bapak Fery Sutyawan, Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Sumberdaya Ikan Laut Pedalaman, Teritorial dan Perairan Kepulauan dan Kelembagaan di WPP NRI, Dirjen Perikanan Tangkap KKP saat pembukaan bimtek berlangsung.
MERA merupakan salah satu perangkat kuantitaif yang dapat digunakan oleh pengelola perikanan dalam menentukan pilihan dari HCR ataupun pengelolaan yang efektif, kesenjangan pada ketersediaan informasi dan keperluan akan pengelolaan stok ikan, khususnya di saat data dan informasi yang terbatas seperti di Indonesia saat ini.
“Bimbingan teknis memiliki tujuan dengan fokus utama memberikan kesempatan ahli-ahli perikanan Indonesia dalam memahami penggunaan kerangka kerja Metode Evaluasi dan Penilaian, serta memberikan pemahaman tingkat lanjut bagaimana pembentukan dapat diterapkan yang nantinya akan menguatkan pengembangan Program Perbaikan Perikanan menuju keberlanjutan di Indonesia,” tambah Bapak Fery.
Kerangka kerja MERA merupakan perangkat terbuka bagi publik yang memberikan kemudahan akses evaluasi perikanan dengan keunggulan waktu proses lebih cepat, pendekatan pada perikanan dengan data dan informasi yang terbatas dengan tetap memberikan ruang bagi metode tingkat tinggi untuk diterapkan di kemudian hari. Perangkat MERA dapat diakses secara bebas pada website MERA dan dapat digunakan secara offline dengan mengunduh perangkat MERA pada perangkat komputer pribadi.
Pelatihan MERA dirancang untuk memperkuat pemahaman teknis yang diperlukan dalam perbaikan dan memenuhi persyaratan Standar Perikanan MSC, standar keberlanjutan global bagi perikanan tangkap. Sebanyak 31 peserta berasal dari Direktorat Sumberdaya Ikan DJPT KKP, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Jawa Timur dan NTB, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Universitas Brawijaya, Universitas Pattimura, IPB University, Forum Ilmiah Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan Provinsi NTB serta NGO mitra dan industri perwakilan Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia, Asosiasi Demersal Indonesia, Asosiasi Pole and Line dan Handline Indonesia. Peserta mengikuti seluruh rangkaian bimbingan selama empat hari hingga 17 Maret 2023.
Program pengembangan kapasitas ini mendorong semakin banyak pemangku kepentingan perikanan Indonesia lainnya yang memahami dan memenuhi persyaratan standar MSC. Untuk bersertifikasi MSC, perikanan harus menunjukan stok ikan yang sehat, meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan memiliki pengelolaan yang efektif melalui penilaian yang dilakukan oleh pihak ketiga.
Selain memiliki pemahaman materi yang komprehensif, setelah menyelesaikan pelatihan MERA diharapkan peserta dapat mengimplementasikan metode sehingga meningkatkan kapabilitas untuk mengembangkan dan mengelola implementasi perbaikan perikanan sesuai kaidah keberlanjutan.
Lebih lanjut mengenai MERA dpaat diakses pada laman berikut MERA: Methods Evaluation and Risk Assessment (merafish.org)
Marine Stewardship Council (MSC) adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains yang diakui secara global untuk penangkapan ikan berkelanjutan dan rantai pasokan makanan laut. Program sertifikasi dan ekolabel MSC mengakui dan menghargai praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan serta membantu membangun pasar makanan laut yang lebih berkelanjutan. Ini adalah satu-satunya program sertifikasi dan ekolabel perikanan tangkap alam yang memenuhi persyaratan praktik terbaik yang ditetapkan oleh United Nations Food and Agriculture Organization (UNFAO) dan ISEAL, asosiasi keanggotaan global untuk standar keberlanjutan. Informasi lebih lanjut kunjungi msc.org atau kunjungi halaman media sosial kami.