Skip to main content

Hari Tuna Sedunia: Tuna Berkelanjutan Terus Dipertahankan

Volume tuna yang dijual dengan ekolabel biru Marine Stewardship Council (MSC) tumbuh hampir 10% dari tahun ke tahun, dari 196.363 metrik ton pada 2022-23 menjadi 217.300 mt pada 2023-24. Volume penjualan naik hampir 60% dalam dua tahun dari 2020-21 ketika penjualan global hanya 137.600 mt.

Sebagian besar tuna berekolabel MSC di pasar global dalam bentuk kaleng, tetapi data juga mencakup produk tuna lainnya seperti dalam format segar, beku, dalam makanan siap saji dan makanan hewan peliharaan.

Tuna kaleng adalah sumber protein dan asam lemak omega 3 yang bergizi dan terjangkau dan telah lama menjadi sumber protein hewani utama. Lonjakan besar dalam penjualan tuna bersertifikat MSC menunjukkan bahwa memastikan olahan seafood yang diperoleh secara berkelanjutan tetap menjadi prioritas bagi konsumen. 

Jumlah total tuna yang ditangkap setiap tahun terus meningkat sejak tahun 1950-an, menurut FAO. Laporan terbaru State of the World's Fisheries (SOFIA) menunjukkan lebih dari 2,8 juta ton cakalang hidup, dan lebih dari 1,5 juta ton tuna sirip kuning ditangkap pada tahun 2020, laporan SOFIA yang diperbarui akan diterbitkan pada bulan Juni 2024.

Pada akhir 2023, perikanan tuna bersertifikat MSC mencakup sekitar 33% dari total tangkapan global. Prosentase menjadi 53% jika termasuk perikanan yang terlibat dengan MSC untuk program meningkatkan praktik mereka, tetapi belum sepenuhnya bersertifikat.

Penelitian menunjukkan bahwa sepertiga dari stok tujuh spesies tuna utama sedang ditangkap pada tingkat yang tidak berkelanjutan secara biologis sehingga PBB pada tahun 2016 menetapkan 2 Mei sebagai Hari Tuna Dunia untuk meningkatkan kesadaran bahwa stok ikan tuna terancam. Sejak itu, banyak perikanan telah menunjukkan komitmen besar untuk meningkatkan praktik demi keberlanjutan tuna. Laporan terbaru International Seafood Sustainability Foundation menunjukkan 86% dari total tangkapan tuna global berasal dari stok yang aman.

Nicolas Guichoux, Chief Programme Officer MSC, mengatakan: “Untuk menjaga pasokan tuna, kita perlu memastikan bahwa ikan ditangkap dengan cara yang berkelanjutan. Peningkatan penjualan tuna yang terbukti bersumber dari perikanan yang berkelanjutan menunjukkan meningkatnya kesadaran pembeli tentang hal ini.”

Agar populasi tuna berkembang dengan baik, diperlukan pengelolaan perikanan yang kuat, penegakan hukum yang efektif dan pengurangan penangkapan spesies yang tidak diinginkan atau terancam punah atau bycatch. Hari Tuna Dunia bertujuan untuk mempercepat tindakan untuk melindungi masa depan tuna.

Di Indonesia, saat ini terdapat perikanan tuna yang telah memenuhi standar keberlanjutan MSC di bawah pengelolaan Asosiasi Tuna Pole and Line dan Handline Indonesia. Peringatan Hari Tuna Sedunia tahun 2024 menjadi spesial karena pada bulan ini diluncurkan satu brand produk tuna untuk pasar domestik dan menjadi produk pertama seafood berekolabel MSC dari perairan lokal. Hal ini menjadi salah satu kemajuan besar dalam industri seafood karena kini tuna berkelanjutan berekolabel MSC dapat ditemukan di supermarket dalam negeri.